Penta-sick.

Seusai terjadi penyerangan mendadak.
Memang penyerangan tidak bisa diduga kapan akan tiba dan pada waktu yg tak diduga pula. Dan dalam keadaan q masi berproses untuk mencerna apa yg akan aku lakukan. Berbeda jauh dengan partnerku yg sepertinya sudah paham betul akan apa yg dilakukannya, mengapa dia memutuskan ini. Dll.
Dia memang orang yg berprinsip. Berbeda sekali dengan aku.
Dan malam itu kembali aku mengutuk diriku yg longor, tidak memiliki pendirian, tidak bisa mengambil keputusan dan tidak berprinsip. Pdhl itu hal dasar yg harus dimiliki. Maybe thats why im here. Aku gatau apa yg berubah dari diriku. Aku tidak bisa merasakannya.
Tapi, Aku tau aku harus berubah , banyak bertanya dan mencatat tanpa aksi nyata juga percuma.
Permasalahan dasarnya...aku gatau harus mulai darimana.
Akhirnya kuakhiri malam itu dengan mematikan internet dan berusaha untuk tidur.
Disela sela proses untuk tidur itu tentu saja aku berpikir keras dan banyak pertanyaan terlintas. Andai semua pertanyaan yg terlintas itu dengan otomatis keluar dengan jawabannya. Pasti akan lebih mudah. Tp hal itu tidak mungkin terjadi kalo kita ndak mencari tau sendiri.

Ditengah berpikir itu aku menguap dan mengeluarkan air mata. Tapi air mata itu ternyata berlanjut, bukan cuma sekedar pengiringku menguap.
Aku menangis saat otak ini memaksa untuk berpikir bagaimana mencari jawaban dari pertanyaan2 ini. Dulu semua masalah aku tanyakan ke anak2 kemudian berpikir bersama dan tada!! Nemu solusi. Mereka, pager pager berpikirku. Sekarang aku harus berpikir sendiri dan membuat pager pager itu sendiri dan tau kapan harus bertindak. Tidak mungkin aku menganggu mereka yg sedang berada nun jauh disana dengan pikiran baru. Emang mereka disana lg sante2?:( kan gamungkin.
Dulu sih tinggal bilang 'mekdi yook' sudah sedikit meringankan pikiran.

Sekarang, ya masak aku memberatkan pikiran partner juga. Kan gamasuk-_- tambah mbulet. Kasian.

Mencari teman pencari solusi tidaklah mudah. Tp orang lain pasti akan selalu menuntut kita untuk sempurna. Proffesional they said.

Berharap pada manusia susah juga...

Perasaan jenaka jadi sesuatu yg penting,
Biar aku bisa bersungguh-sungguh tanpa terlampau bersungguh-sungguh.

Komentar

Postingan Populer